Mangkat Jamnas Bismania 2015 Jepara
Hajat terbesar komunitas bis terbesar di Indonesia tinggal menghitung hari, ya Jambore Nasional bismania ke VI kali ini akan diselenggarakan di Jepara, namun keadaan jamnas kali ini berbeda dengan jamnas tahun kemaren, kenapa? Jelas berbeda, karena jamnas tahun ini aku harus bergelut dengan jadwal seminar proposal yang masih menggantung. H-10 jadwal seminar proposal pun turun, dan boooommmm tak ada namaku dalam daftar mahasiswa yang akan seminar, artinya? Kemungkinan seminar proposalku akan bentrok dengan keberangkatan rombongan masudsel menuju Bumi Kartini, lalu tanpa basa basi aku langsung menghubungi Yans selaku mandor area cilacap dan juga mas Adi selaku PJS Masdusel, aku memberitau kalo akan nyusul dan Bawen akan menjadi titik temu untuk bergabung dengan rombongan dan mereka pun setuju mengingat kondisiku pada waktu itu. Satu masalah terseleseikan, lalu bagaimana aku mencapai Bawen? Haryanto, satu nama bis yang langsung meracuni pikiran ini untuk memilihnya demi mengejar waktu dengan rombongan, segera aku memesan 2 tiket Haryanto tujuan Solo keberangkatan terminal Rawamangun dan meminta turun di Bawen, langsung saja didapat hot seat untuk keberangkatan Jum’at, 15 Mei. Kenapa 2 tiket? Ada seorang teman kampus yang penasaran dengan acara bismania seperti apa, maka dengan senang hati aku mengajaknya gabung, Maulana namanya, seorang anak dari juragan toge asal Pekalongan.
2 hari pembelian tiket Haryanto berlalu, seketika ada kabar yang membuatku terkejut dan kembali memutar otak, selembaran revisi daftar mahasiswa seminar proposal minggu ini tiba-tiba terpampang di dinding depan TU jurusan, beruntungnya ada namaku didalamnya. Rencana pun berubah, tiket Haryanto yang telah dibeli pun dibatalkan, sempat ada kejadian tidak mengenakan dengan agen Haryanto rawamangun, beruntung teratasi karena adanya mandor Pollo, suwun yo ndor bantuannya. Seminggu sebelum keberangkatan aku dan Maul menghampiri agen Syalia Rawamangun, beruntung tiket keberangkatan untuk long weekend masih tersisa beberapa slot, dan seat 6CD berhasil diamankan, persiapan keberangkatan pun lancer hingga saat ini.
Seminggu berlalu bersamaan dengan seminar proposal yang sukses terlalui, dan menambah kelegaan artinya tidak ada ada hutang bisul yang terbawa pada jamnas kali ini. Hari keberangkatan pun tiba, ritual packing beres,menyogok ibu serta adik-adik pun sudah demi mendapatkan izin jamnas hahaha dan tiba saatnya bersiap melangkahkan kaki menuju agen Rosalia Indah Rawamangun, tapi sebelumnya aku harus ke Rumah Sakit Pusat Pertama di bilangan Blok M untuk menjenguk uwa yang sedang sakit. Usai urusan ke RSPP kelar, aku pun langsung bertolak menuju Rawamangun, rintik hujan pun membuka perjalanan menuju Rawamangun dan meneruskan mitos setiap piknik yang selalu dibuka dengan bulir hujan, semoga menambah berkah piknik kali ini.
Pukul 15.45, aku tiba di agen Syalia Rawamangun lalu disusul Maul 10 menit selanjutnya yang diantar keluarganya dengan armada Pajero anyarnya, personil dan amunisi pun lengkap sudah. Selanjutnya, lapor ke agen sebelum pemberangkatan, dan binggooooooo nomer 177 dibubuhkan diatas tiket kami, artis perintis trayek Wonosobo-Jakarta pun akan menjadi armada pembuka pada etape Jamnas kali ini, rejeki anak soleh. Pukul 17.00 armada yang dinanti pun tiba, aku dan Maul memasuki kabin 177 disambut dengan senyum ramah pak supir dan tak lupa kondektur pun menaruh miniatur ke dalam bagasi. 10 menit dipakai untuk loading penumpang dan bagasi, lalu bis pun diputar arah dan meninggalkan daerah Rawamangun dengan gagahnya.
Jakarta sore ini terasa indah, dengan guyuran pasca hujan ditambah piknik sebagai pengisi akhir pekan, sempurnaaaaaa. 177 dengan bodi garapan Mordadi Prima model jerbus yang tenar dengan kuat dan kokohnya, serta mesin Hino R260 menambah sangar kekuatan laju bis tersebut. Bis dikendalikan dengan halus dan banter, kepadatan tol dalam kota hingga Dawuan pun dilewati dengan mudah dan pemilihan jalur yang tepat, terbukti beberapa bis seperti Garuda Mas “Ompol Dewo” , pasukan Sumber Alam, Sumber Waras, Bejeu 01 pun tertinggal dibelakang.
Memasuki wilayah pantura, selimut tak juga dibagikan ditambah aroma toilet yang memenuhi kabin mengganggu kenyamanan penumpang, sepertinya crew 177 kali ini kurang perhatian, mungkin masih jomblo ya crewnya hahaha jangan bilang jomblo kalo situ juga jomblo broooh. Pantura kali ini ditemani Pahala Kencana dengan bodi JB non HD bermesin 1526, nampaknya ini PK exe rawamangun tujuan Wonosobo juga, mungkin loh ya. Praktis 177 jalan beriringan, kolaborasi yang klop diantara keduanya, serasa berada di arena balap, namun tiba-tiba ketika asik dengan kecepatan tinggi, PK didepan ngerem paku dan ciiiiitttttttt bunyi rem khas Hino RK ini masih berhasil menyelamatkan dari sodomi dengan PK didepan tadi, selamaaaat.
Duet dengan PK tadi harus terputus karena Syalia 177 ini sein kanan untuk mengisi solar. Sisanya perjalanan sampai rumah makan Sari Boga tak ada bis yang menemani. Pukul 20.00 bis sampai di RM Sariboga untuk service makan, dan saatnya mengisi perut yang belum diisi amunisi makan malam. Menu makan disini tak pernah mengecewakan, nasi, sayur, bihun, rolade dan ayam sayur dengan kuah yang menyegarkan layaknya garang asem, dan si maul sungguh beruntung, mangkuk ayam yang diambilnya berisi 2 potong ayam, rumangsamu penak makan ayam dobel?yooo penaaaak kak haha
Pukul 20.40 perjalanan kembali dilanjutkan setelah perut yang terisi penuh, ketika keluar rumah makan terlihat MJCM yang sedang unjuk gigi dengan kecepatannya, syalia ini tak ada hasrat untuk mengejar nampaknya, namun sang empunya 177 tidak mengendurkan gas meski sudah tertinggal jauh oleh salah satu pasukan muriaan tersebut. Mungkin MJCM memang bukan lawan yang realistis, tak kuat 177 untuk mengejar, namun didepan ada Mulyo Indah berbodi Legacy SR1 yang nampak, dijadikannya lawan main namun hanya sampai depan Rumah Makan Taman Selera, salah satu priyayi Solo tersebut pun menyerah.
Memasuki tol Pejagan, mata ini terasa sayup-sayup terpejam dan tak lama sayonara pantura, aku pun tertidur dengan posisi 177 kejar-kejaran dengan Pahala Kencana jetbus 1526 yang sedari awal menemani perjalanan. Pukul 12.00 aku terbangun dan ternyata masih Pahala Kencana berada di depan 177, namun kali ini posisi keduanya dalam keadaan berhenti di daerah Prupuk, nampaknya terjadi kemacetan, aku pun kembali tertidur seperti semula demi menjaga kondisi menghadapi etape Jamnas nantinya, setengah jam berikutnya aku kembali terbangun dan masih dengan posisi bis yang sama, tumben ya ada macet lama di daerah ini, ada perbaikan jalan kah? Entahlah, aku kembali mengacuhkan keadaan jalan dan kembali terlelap tidur.
Pukul 01.30 laju bis sudah kembali normal, kali ini 177 sudah sampai Bumiayu, segera kuhubungi Dicky guna menjemput di Terminal Bulupitu nantinya. Pukul 02.15 akhirnya Syalia 177 mendarat dengan selamat di Bulupitu,
terima kasih tak lupa kuucapkan kepada crew 177 yang bertugas, dan langsung menuju parkiran karena Dicky sudah menunggu. Saatnya istirahat menuju rumah Dicky selagi menunggu keberangkatan Jamnas jam 9 malam nanti, namun aku merasa ada sesuatu yang tertinggal setibanya dirumah Dicky, Charger HAPEEEEEEEEEEEEEEE……
***
Setelah berhenti sejenak menunggu kepastian mas Adi, akhirnya pak PJS menginstruksikan untuk berangkat tanpa kehadiran beliau di Jamnas kali ini. Pukul 22.45, dengan sangat berat hati rombongan Laskar Punakawan mangkat Jamnas tanpa sang Ketua Korwil, rombongan pun terpisah di Sokaraja, Anjana yang notabennya angkatan Jalur Tengah belok kiri arah Wonosobo, dan Brilian memilih Jalur Selatan lalu berbelok ke kanan arah Buntu. Orang dibalik kemudi Brilian kali ini tampil agak nyeleneh, dengan gaya kaos oblong dan celana pendek terlihat santai tidak seperti supir, namun gaya menyetirnya tidak sesantai gaya berpakaiannya, pedal gas dibejek tanpa ampun, jalur krumput yang terkenal berkelok dilahapnya dengan kecepatan penuh. Pukul 23.05, menyeser penumpang sedulur area Cilacap, disini mandor Cilacap pun bergabung, mas Yans datang membawa ransum makanan alias mendoan khas wilayah ngapak, dan juga titipan aqua untukku. Rizki sebagai TL di Brilian pun mengabsen kembali penumpang dan membagikan “jatah” mendoan satu per satu layaknya snack bis malam.
Mendoan habis dibagikan, bis pun kembali berjalan. Brilian dengan dapur pacu Hino RK8 pun dimaksimalkan tenaganya, dan kali ini ada Budiman 3E126 divisi Pariwisata sebagai tandem “bermain” malam ini. Kedua bis yang sama-sama memiliki 260 tenaga kuda beradu cepat di jalur Sumpiuh, aksi stick tipis pun dilancarkan, agak sedikit ngilu karena takut kalo rem Hino malam ini khilaf, tapi beruntungnya sang juru kemudi lihai memainkan pedal gas dan rem dengan ciamik. Ketika melewati jalur kereta, kedua bis tak juga menurunkan kecepatan dan wuuuuusssssssss ku lihat didepan roda ban bis budiman tak menapak ke tanah sepersekian detik, bagaikan adegan fast and furious, penumpang di garda belakang pun tak jarang ikut loncat dari bangkunya. Selepas jalur kereta, Budiman buka jalur 3 dan ketika hendak kembali ke jalur, Brilian tak mengikutinya dan langsung tancap gas membalap Budiman, sayonara Priyangan Timur.
Tak lama berselang setelah menuntaskan perlawanan Budiman, ada sinar kelap kelip sein cepat yang menarik perhatian, bis dengan livery orange polos dan sticker Eat Sleep Bus berjalan sendirian dengan gagah. Brilian berusaha mendekati, bis tersebut tak mau mengalah dan merelakan posisinya, ternyata bis livery orange polos tersebut tidak salah dan tidak bukan adalah Rejeki Baru. Brilian hanya mengutit dari belakang, mengingat ada rombongan truck didepannya dan sang juru kemudi tak mau mengambil resiko lebih lanjut. Akhirnya, ketika memasuki daerah Gombong, sang juru kemudi mengambil kesempatan untuk mengovertake Rejeki Baru, namun posisi tersebut tak bertahan lama karena Brilian harus melipir ke kiri guna mengambil dua bocah rombongan Masdusel di depan pasar yang sudah siap dan lengkap diantarkan kedua orang tuanya guna melepas keberangkatan mereka. Brilian tak mau membuang waktu, dan dalam waktu singkat Rejeki Baru kembali dilucuti dengan waktu kurang dari 10 menit.
Selanjutnya Brilian tak mendapatkan teman “bermain” yang sepadan, bis pun menyeser di daerah Kebumen dekat pool Efisiensi untuk mengambil rombongan Ovi, om Ariel dkk, dan selanjutnya istirahat sejenak di pom bensin samping Pool Sumber Alam. Rehat sejenak, dimanfaatkan untuk berfoto sejenak dan bergaul dengan sedulur Purworejo. Setengah jam berselang bis kembali diberangkatkan, rombongan pun memberikan salam kepada tim dadah area Purworejo, tak jauh dari Pom Bensin, ada 3 orang tersisa yang akhirnya bergabung dengan rombongan Adil, “RJT” a.k.a Qodir, dan mas Iwan masuk berurutan dan lengkap sudah penumpang Brilian, kali ini. Setelahnya, aku pun memilih tidur guna menghemat tenaga esok hari.
Pukul 03.40, Brilian sudah merapat RM Bintangan, Bawen, wih ternyata gasik juga jam segini sudah sampai Bawen, semua penumpang pun bergegas turun untuk istirahat menanti rombongan Anjana yang menggunakan jalur Tengah. Rombongan akan kembali berangkat jam setengah 6 nanti, dan acara kali ini diisi dengan karokean, pembagian doorprize, mandi dan sarapan.
Pukul 06.00 rombongan kembali melanjutkan perjalanan guna bergabung dengan rombongan dari seluruh Jateng dan sekitarnya. Raga ini memilih kembali terlelap diiringi sunrise tol Bawen,dan kembali terbangun ketika sudah berada di salah satu Pom Bensin di Demak, sudah berkumpul beberapa korwil disini, istirahat sejenak sambil menunggu kelengkapan rombongan lainnya. Ketika sudah lengkap perjalanan kembali dilanjutkan dengan korwil lainnya menuju alun-alun Jepara tempat berlangsungnya pembukaan Jamnas 2015.
Singkat cerita perhelatan acara Jamnas BMC 2015 selama 2 hari 1 malam kali ini dimulai dari alun-alun dan dibuka dengan acara yang bekerjasama dengan beberapa instansi pemerintahan setempat dan juga pihak kepolisian Jepara, lalu ada juga pemecahan rekor MURI Dunia Indonesia dengan miniatur terbanyak, dan konvoi menuju pantai Bandengan Jepara dan beberapa acara inti lainnya dilakukan di venue woodball Pantai Bandengan, tentunya tak lupa foto bersama dengan seluruh peserta yang merupakan kewajiban disetiap pertemuan. Acara berlanjut hingga larut malam, sudah disediakan bis perusahaan rokok dari Kudus serta modelnya untuk sesi foto, pihak Marissa Holiday pun ikut memarkirkan dua armadanya guna meramaikan sesi foto. Tak hanya sesi foto, sudah disediakan pula panggung hiburan yang akan membuat malam panjang seluruh peserta Jamnas kali ini, dandutan pun menjadi suatu yang sakral yang seakan wajib dihadirkan, namun karena kelelahan aku tak mengikuti acara hingga larut dan lebih memilih istirahat di hotel Bandengan tempatku bermalam. Esoknya setelah usai sarapan rombongan Masdusel memutuskan untuk pamit kepada panitia dan seluruh peserta jamnas yang tersisa, dan kepulangan kali ini diikuti dengan Korwil lain, yaitu Lampung, Jakarta Raya, Cikapur, dan juga Korda Sumatera. Aku dan Maul tak ikut rombongan hingga Purwokerto, karena akan melanjutkan perjalanan menuju Timur Pulau Jawa, dan kami berdua turun di Terboyo berbaregan dengan Adil, dan Mas Iwan. Selanjutnya, aku dan Maul berjalan menuju rumah sakit disamping Terminal Terboyo sedangkan Mas Iwan dan Adil melanjutkan perjalanan menuju Solo.
Terima Kasih sedulur sekalian atas cerita Jamnas 2015 kali ini terima kasih terutama untuk Korwil Masdusel yang berhasil memberangkatkan dua armada menuju Jamnas kali ini Laskar Punakawan memang handal, dan kali ini aku sangat antusias dengan jamnas yang terhitung sebagai jamnas terbesar dibanding beberapa jamnas sebelumnya dengan 1400 peserta dan lebih dari kurang 45 bis dari berbagai Korwil memadati Jepara Bumi Kartini dan yang terpenting jamnas kali ini mempertemukan semua sedulur senusantara dan tumpah ruah dalam satu lingkup, semoga kedepannya acara Jamnas dan acara-acara bismania selanjutnya dapat makin mempererat tali silaturahmi antar sedulur semuanya, aamiin. Sayonara, sampai berjumpa di jamnas selanjutnya dengan Korwil Masdusel sebagai tuan rumah, kalian luar biasa. Rumangsamu ikut Jamnas BMC penak?Yo penake pooooolllllll ketemu bareng 1400 lebih sedulur pecinta bis, salam sejatinipun seduluran.
Comments
Post a Comment